Aku masih merangkai kata
Aku masih menangis tengah malam mengiringi sajak
Aku masih mencoba memahami semuanya
Aku, merasa kurang
Sudah lama, tapi rasanya belum cukup kabung ku
Ternyata aku paham, yang mengganjal adalah temu
Aku masih meronta ingin didengarkan, kamu
Aku masih penuh isak untuk dilihat, kamu
Iya, yang mangganjal adalah kamu yang tak tahu bagaimana tangis dan sedih ku
Tak ingin ku mengeluh, tapi aku sungguh berada di titik bawah ku, tepat ketika kamu memilih untuk pergi
Tau kah betapa aku ingin berbagi?
Tau kah betapa aku ingin dikuatkan?
Tau kah betapa akhirnya aku benar-benar sendiri?
Baik, pergilah
Setelah tanpa sengaja kita bertemu kemarin
Aku sadar pandangan mu sudah bukan seperti yang ku kenal
Aku yang mengkhayalkan pertemuan dengan menangis saling mendengarkan, buyar
Aku tak akan mengiba, memohon kau tinggal
Aku tak pantas, setelah tahu memang sudah bukan aku
Aku yang salah
Aku yang kurang
Aku yang membuka semua jalan menuju kabung ku sendiri
Tulisan terakhir ini, berbanggalah kau ku jadikan peran utamanya
Untuk semua pengharapan, terima kasih
Aku belajar banyak
Aku berpikir luas
Semoga yang kau temukan kali ini tak kau patahkan lagi hatinya
Siapapun dia itu, syukurilah kehadirannya
Kelak aku akan megerti
Datang mu, dan pergi mu
CONVERSATION
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Search This Blog
About me
Ga pinter bikin caption, apalagi bikin kangen. Pinternya bikin mie telor setengah mateng, ayam srondeng, sambel, teh manis hangat...
0 komentar:
Posting Komentar